2.1.a. Sejarah tv digital & analog
Televisi
adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima
siaran gambar bergerak beserta suara. Kata "televisi" merupakan
gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio
("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan
sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”
Televisi
sudah menjadi barang yang wajib dimiliki, Setiap kalangan sampai ke pelosok
negeri telah mengenal media yang satu ini karena memiliki jangkauan yang luas.
Fungsi dari Televisi juga sangat beragam, seperti sumber informasi, kontrol
sosial, media edukasi, sampai media hiburan.
Perkembangan
Televisi pun sangat pesat. Teknologi yang digunakan pada televisi saat ini
berbeda jauh dengan televisi saat pertama kali ditemukan, meskipun memiliki
metode dasar yang sama. Berikut ini adalah perkembangan televisi dari masa ke
masa.
Setelah perang
dunia ke-2 berakhir di tahun 1940-an, Televisi mengambil alih perhatian lebih
banyak dibandingkan dengan radio.
Di akhir tahun
1950, Sebagian besar orang memiliki Televisi yang kebanyakan masih menggunakan
televisi hitam putih meskipun pada saat itu televisi berwarna sudah ada.
Pada Tahun 1967
semakin populernya televisi sehingga sudah ada banyak siaran TV berwarna.
Tahun
1970-an Televisi semakin berkembang dengan diperkenalkannya teknologi VCR
(Video Cassette Recorder). Teknologi ini memungkinkan untuk merekam siaran
televisi untuk pertama kalinya.
Pada
tahun 1980-an Televisi kabel (TV Cable) semakin populer dan menyebar
dengan cepat.
Pada
tahun 1996 sudah ada 1 juta televisi yang tersebar di seluruh dunia.
Sudah
banyak pilihan televisi pada tahun 1990-an yang sangat beragam. Televisi yang
menggunakan teknologi CRT (Cathode-Ray Tubes) untuk menampilkan gambar di layar
adalah televisi yang paling banyak ditemukan.
Kemudian
TV Rear Projection CRT memungkinkan televisi dibuat dalam
ukuran yang lebih besar dengan menggabungkan proyektor dan layar kedalam satu
kotak yang nantinya proektor akan memproyeksikan gambar ke bagian belakang
layar.
Televisi
plasma pertama kali dipasarkan pada tahun 1997. Dengan bentuknya yang ramping
membuat televisi ini menjadi sangat populer saat itu.
TV
Rear-Projection LCoS juga tersedia di pasaran. TV ini mengirimkan cahaya
langsung melalui rangkaian polarizer (sejenis cahaya filter yang digunakan
untuk mengatur gelombang cahaya ke jalur tunggal untuk refleksi) sebelum
diperbesar dan diproyeksikan ke layar. Meskipun kualitas gambarnya sangat baik,
tetapi harga dari TV jenis ini sangat mahal.
TC
LCD juga ikut berkompetisi pada tahun akhir 1990-an. TV jenis ini memiliki
kualitas gambar yang lebih baik dibandingkan dengan TV plasma dan juga lebih hemat
energi.
Pada
tahun 1998, HDTV mulai diluncurkan. TV jenis ini dapat menghasilkan gambar dan
suara yang sangat jernih.
Pada
tahun 1999, diluncurkan DVR (Digital Video Recorder) diluncurka untuk
pertama kalinya. DVR memungkinkan untuk merekam siaran televisi ke dalam hard
drive.
TV
LED berbasis DLP HDTV pertama di produksi pada tahun 2006. Teknologi DLP
menggunakan cermin yang terbuat dari aluminium untuk memantulkan cahaya dan
menghasilkan gambar. TV ini lebih murah dibandingkan dengan TV plasma ataupun
TV LCD.
Kemudian
TV Plasma tersedia dengan kualitas HD (High Definition). Salah satunya TV
Plasma dengan ukuran layar 150 inch.
Pada
tahun 2007, Apple meluncurkan Apple TV. TV ini dapat dihubungkan
dengan iTunes, Program televisi, Film, Video Youtube dan masih banyak lagi.
Kemudian
Microsoft inc. memberikan pilihan Windows XP Media Center Edition yang dapat
digunakan untuk mengirimkan video, musik dan foto dari komputer ke TV.
Bahkan
TV juga dapat masuk ke dalam video game, Seperti Xbox 360. Dengan menggunakan
Netflix memungkinkan streaming video dan acara TV favorit dari Xbox 360.
Dan
yang paling baru saat ini adalah TV dengan teknologi 3D. TV 3D menjadi sangat
populer saat ini karena selain dapat menghasilkan gambar yang sangat jernih TV jenis
ini juga dapat menampilkan gambar 3 dimensi sehingga seolah olah gambar yang
dihasilkan nyata dan berada tepat didepan penontonnya.
Itulah
perkembangan televisi dari masa ke masa. Jika melihat beberapa dekade ka
belakang Perkembanga televisi sangat terasa dari pertama kali ditemukannya
hingga sekarang. Seperti apa Televisi pada 10 atau 20 tahun mendatang? kita
lihat saja perkembangannya karena teknologi televisi akan selalu berkembang
seiring dengan perkembangan zaman.
sejarah bentuk televisi dari masa lalu sampai
sekarang
televisi
ini ditemukan pada tahun 1935...Tampilan screen televisi pertama mempunyai
mesin kecil dengan disk yang berputar dan sebuah lampu neon, yang saling
bekerjasama untuk memberikan gambar remang2 yang berbentuk setengah dari ukuran
kartu nama!! Pada masa ini disebut juga dengan istilah “Mechanical Television
Era”.
televisi
ini digunakan pada tahun 1935 – 1941
Pada masa ini, sejarah televisi meliputi bahan-bahan yang berkaitan dengan televise, seperti tahun 1939 yaitu pada Pekan Raya Dunia yang berlangsung singkat dan ganjil dan akhirnya tidak sesuai/pas dengan kategori yang sudah tersedia.
Pada masa ini, sejarah televisi meliputi bahan-bahan yang berkaitan dengan televise, seperti tahun 1939 yaitu pada Pekan Raya Dunia yang berlangsung singkat dan ganjil dan akhirnya tidak sesuai/pas dengan kategori yang sudah tersedia.
Masa
Perang : Pada masa ini, siaran televise dunia dibatasi atau diberhentikan
seluruhnya. Negara yang sangat drastis terkena dampaknya adalah Inggris, yang
siaran televisinya dimatikan sejak September 1, 1939 sampai Juni 7, 1946.
Kurang lebih 19.000 televisi dioperasikan di London pada waktu itu. Di Amerika
Serikat, siaran iklan tidak terkena dampaknya hingga tahun 1942.
televisi
ini dipakai setelah selesai perang dunia ke dua
1950-1959
: merupakan periode yang menggembirakan bagi dunia pertelevisian. Di Amerika,
Televisi B &W meledakkan inovasi baru dalam abad itu, yaitu televise
berwarna elektronik dan remote controlnya yang diluncurkan, public menjadi
saksi mata beberapa gaya yang diubah dan pengenalan dari transistor televise.
Pada masa ini, televise mengakibatkan anak kecil menjadi anak remaja yang mulai
berpikir dan mencari tahu
dan
pada saat ini lah perkembangan televisi sudah sangat maju... televisi-teleivisi
yang pertama seperti almari sekarang sudah setipis kertas.
bahkan ada pula yang di letakan di tembok...
bahkan ada pula yang di letakan di tembok...
2.1.b. Penerimaan sinyal antara TV digital & analog
·
TV Digital
Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television,
DTV)atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi
digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke
pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital,
namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin
yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi
resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi
digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan
surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh
lebih tinggi dari standar lama. Penonton
melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field
yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali
standar analog PAL yang digunakan di
·
TV Analog
Televisi analog mengkodekan informasi
gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem
sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam
televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap gangguan
(noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan
kode koreksi error (error correction code ).
Perbedaan
yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital
terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin
jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar
menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang
jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat
diterima lagi.
Perbedaan
TV Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistim tranmisi pancarannya,
kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan sistim analog dengan cara
memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim
digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di
pancarkan.
Orang awam pun
dapat membedakan dengan mudah, jika TV analog signalnya lemah (semisal problem
pada antena) maka gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika TV
Digital yang terjadi adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket seperti
kalau kita menonton VCD yang rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus, karena
dengan Format digital banyak hal dipermudah.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial)
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
Dampak yang timbul akibat adanya system siaran digital
di Indonesia.
Saat
ini populasi pesawat televisi tidak kurang dari 40 juta unit, dengan pemirsa
lebih dari 200 juta orang, jauh lebih banyak dibandingkan dengan komputer,
misalnya, yang hanya sekitar 5,9 juta unit. Terlihat bahwa penggemar televisi
begitu banyak di Indonesia .
Televisi
adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele
(jauh) dan vision (tampak) jadi televisi memiliki arti dapat melihat dari jarak
jauh. Penemuan televisi ini mampu mengubah peradaban dunia.
Semua gambar televisi dibentuk oleh titik tunggal cahaya yang bergerak
bolak-balik, depan-belakang atau atas-bawah, secara cepat pada layar televisi
yang tak tampak oleh mata, sehingga yang terlihat hanyalah rangkaian gambar.
Pada tahun 1884 Paul Nipkow mencetuskan ide tentang pemindaian gambar dengan
cara memecahkanya ke dalam rangkaian titik cahaya yang bergerak secara linear
menyeberangi sudut pandangan. Sinyal televisi bekerja seperti radio AM,
terkecuali dalam penghubung pembawa frekuensi tinggi. Pada radio dari suara
besar ke lembut sedangkan televisi dari terang ke gelap. Perangkat televisi
disinkronisasikan dengan transmiter untuk menghasilkan pola yang tepat dari
sebuah piksel yang akan ditempatkan pada layar. Televisi ditransmisikan dengan
dua pita frekuensi, VHF (very high frequency) dan UHF (ultra high frequency),
dan setiap saluran memiliki lebar pita keseluruhan mencapai 6 MHz. Jaringan
televisi pertama menggunakan kabel coaxial dan teknologi gelombang mikro. Pada
tahun 1970-an satelit menjadi standar dalam menghubungkan kabel dan jaringan
penyiaran kepada afiliasi mereka dan untuk mentransmisikan berita lokal dan
pergelaran olahraga ke kantor berita pusat. Saat ini, jaringan serat optik juga
ikut digunakan.
Kemunculan televisi digital di indonesia
harus dipikirkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masih banyak
masyarakat yang menggunakan dan terbiasa dengan televisi telivisi analog.
Sedikit ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima dengan peralihan ke
TV digital ini adalah:
·
Perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup
mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir
seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen analog,
sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usaha-usaha
kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk
mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat.
·
Mahalnya perangkat transmisi dan
operasional broadcast berbasis tehnologi digital merupakan persoalan tersendiri
bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara
digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang
memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up
operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan
televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus
mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi.
Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau
operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap
memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital.
·
Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan
tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi
decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan
sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka
TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.
·
Bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu
sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal
ini. Dan akses pada spektrum frekuensi.
·
Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi
antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan
teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut
sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat
untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan
terbuka.
·
Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran
digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih
banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam
menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat
luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
·
Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang
rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia,
industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru
untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.
Televisi di Indonesia telah menjadi
alat penting baik untuk hiburan maupun untuk mendapatkan informasi. Baik
televisi digital maupun analog dalam penyiarannya memiliki kesamaan yaitu memiliki
dampak psikologis terhadap penontonnya. Dengan frekuensi menonton yang tinggi
dan kualitas tontonan yang rendah akan berdampak buruk baik pada orang dewasa
maupun pada pada anak – anak.
Sistem penyiaran
TV Digital penggunaan apliksi
teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan
tahun 90an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem
digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog
sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan
hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan
dari negara yang mengoperasikan.
2.1.c. Perbedaan produksi penggunaan TV digital & analog
Kalau kita melihat dari segi bisnis
dvb-h memang menjanjikan melihat aplikasi teknologinya sudah dapat di terapkan
dalam handphone.Handpone sudah tidak hanya menjadi telekomunikasi tapi tempat
masyarakat dalam bekerja, bersosialisasi, dan lain-lain, hp sudah tidak bisa
dipisahkan lagi bagi masyarakat, hal ini jelas akan berpengaruh pada masyarakat
karena ada kemungkinan bahwa teknologi dvb-h bias di nikmati di setiap hp.
Seperti yang kita ketahui bersama dari tahun 1962 penyiaran televisi kita
menggunakan teknologi tv analog bermigrasi ke tv digital yang di resmikan oleh
bapak presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008 yang lalu. Hal ini
jelas menjadi berpengaruh besar akan teknlogi televisi kita di masa depan.
Pada
prinsipnya pemerintah akan memperhatikan kemampuan industri dalam negeri dalam
menyediakan peranti terminal untuk pelanggan atau customer premise equipment
(CPE). Meski belum banyak, kemampuan lokal sudah ada. Pemerintah berharap
industri lokal dapat menyesuaikan perkembangan teknologi dan fungsi integrasi.
Ponsel misalnya, menjadi peranti yang mengintegrasikan berbagai jenis pelayanan
yaitu tidak hanya sebagai peranti teleponi, tetapi juga memiliki fungsi seperti
kartu kredit, radio, perekam, video, organizer dan sebagainya.
Tidak
dipungkiri bahwa sekilas tampak pemerintahlah yang paling banyak memperoleh
digital deviden dari migrasi ini, yaitu semakin banyaknya alokasi frekuensi
yang dapat “dijual” kepada para pelaku bisnis penyiaran TV. Sementara para
pelaku bisnis dari kalangan swasta seolah harus puas menghadapi digital
consequent nya, tanpa bisa berbuat banyak demi menjaga kesempatan untuk tetap
berbisnis di bidang ini. Namun bila lebih jauh dipelajari, sebenarnya proses
migrasi ini dapat memberikan deviden bagi seluruh stakeholder. Hal ini sangat
tergantung dari kesiapan masing-masing pihak dalam menyikapinya. Selain
pemerintah, beberapa pihak telah melakukan persiapan menghadapi migrasi ini.
Para pelaku industri penyiaran, dalam hal ini industri radio dan televisilah
yang paling banyak terlihat melakukan persiapan. Industri penyiaran TV telah
melakukan ujicoba siaran digital melalui pembentukan konsorsium TV digital yang
khusus disiapkan untuk menyesuaikan diri dengan model bisnis TV digital. Ini
juga mengawali satu era dimana Diversity of Ownership telah dapat mulai
diposisikan kembali secara proposional, walau belum optimal.
Bagaimanapun
pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi antarteknologi penyiaran
(broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT).
Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu
media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun
menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka. Mengingat karakter
masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan dengan tingkat pendidikan yang
sangat beragam, diperlukan tuntunan kepada masyarakat bagaimana memilih program
yang benar. Untuk itu, diperlukan broadcaster yang bertanggung jawab dan adanya
lembaga pengawas konten yang berwibawa.
Momentum
penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi,
pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron,
film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan
ekonomi masyarakat.
DVB-H merupakan
sistem dalam smart phone yang dikembangkan berdasarkan konvergensi layanan dari
siaran TV digital teresterial dan jaringan komunikasi mobile. Ini merupakan standar
untuk menerima siaran TV digital pada perangkat seluler.
DVB-H mulai
diujicobakan di Helsinki, finlandia sejak 2003. Standar ini dirancang untuk
mengirim data 10 Mbps ke perangkat yang memakai baterai sebagai sumber
tenaganya. Dengan DVB-H, konten multimedia dapat dinikmati tanpa harus
terhubung ke jaringan mobile. Nokia kini juga tengah mencoba teknologi DVB-H di
Australia. Uji coba tersebut dimulai Juli 2005 dan direncanakan berlangsung
selama 12 bulan. Uji coba tersebut bekerjasama dengan Bridge Networks &
Telstra, untuk konsumen yang ada di Sydney.
Pada bulan
Januari 2006, Nokia dan beberapa perusahaan hiburan seluler Amerika Serikat,
membentuk Mobile DTV Alliance, sebuah organisasi untuk mempromosikan
pertumbuhan dan perkembangan DVB-H.
Kalau kita lihat
bahwa DVB-H yang standarnya merupakan tv digital akan menjadi sebuah peluang
bisnis di masa depan. Sudah ada beberapa vendor besar yang sudah memakai
teknologi DVB-H salah satunya adalah Nokia, yang meluncurkan hp N92, ini akan
menciptakan semua kemungkinan bahwa di masa depan kelak semua hp sudah
menggunakan teknologi dvb-h. Tahun 2008 yang silam PT Global Mediacom Tbk
(Mediacom) bersama dengan Nokia Siemens Networks (atau disebut NSN) mengumumkan
kerjasama untuk meluncurkan layanan penyiaran Mobile TV secara komersil di
Indonesia yang berbasis Penyiaran Digital Video Genggam (Digital Video
Broadcast Handheld – ”DVBH”). Mengingat bahwa tanggung jawab nokia Siemens
network di Indonesia adalah sebagai penanggung jawab terhadap sistem dan
layanan end-to-end, termasuk implementasi dari seluruh solusi penyiaran dan
jaringan dan aplikasi bisnis yang terkait.Dan Mediacom sendiri merupakan adalah
kelompok perusahaan di bidang media, penyiaran hiburan dan telekomunikasi yang
terbesar dan satu-satunya yang terintegrasi di Indonesia dengan operasional
yang mencakup produksi content, penyiaran televise, distribusi content, dan
radio, koran, majalah, tabloid, operator telekomunikasi, mobile content
aggregator, penyedia jasa nilai tambah dan pengintegrasi sistem teknologi
informasi.
Jelas perjanjian
itu akan menciptakan sebuah peluan usaha yang baru dan menjanjikan kalau kita
melihat vitalnya hp bagi masyarakat zaman sekarang. Dengan semakin tumbuhnya
peluang konvergensi tv digital dengan platform layanan bergerak, perangkat
solusi conditional acces untuk konvergensi yang suah teruji tentunya akan
memungkinkan Telkom akan memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dan
menghadirkan tingkatan baru layanan TV digital bagi akses pelanggan dari
berbagai platform. Kalau kita melihat bahwa tingkat penetrasi TV berbayar di
Indonesia saat ini sekitar 1,4 % hal ini akan menciptakan potensi besar bagi
peningkatan jumlah pelanggan. Dengan memperluas layanan TV di sector ini untuk
menigkatkan pertumbuhan pelanggan.
Standar DVB-H
yang baru, tanpa merubah dan mengganggu standar DVB-T untuk penerimaan pada
perangkat stasioner, memberikan kesempatan bisnis baru bagi beragam perusahaan,
mulai dari operator-operator penyiaran dan selluler maupun bagi
manufaktur-manufaktur chip dan produsen-produsen perangkat handheld-nya. Bagi
operator penyiaran, teknologi baru ini menjadi kendaraan baru untuk menggaet
lebih banyak penonton, selagi penonton tersebut berpindah-pindah. Bagi operator
selluler, teknologi ini menawarkan cara yang lebih efisien untuk pengiriman
beragam konten multimedia.
Hal ini tentunya
menjadi kabar yang sangat baik bagi para broadcaster. Dengan cara ini, sangat
memungkinkan bagi broadcaster untuk melayani pelanggannya dengan cara yang sama
sekali baru : “Layanan Dimanapun Kapanpun”. Ini juga berarti kesempatan untuk
menarik jutaan pelanggan baru dari pengguna handphone.
Tentunya
ini menjadi kabar yang sangat bagus bagi pengguna handphone / mobile phone.
Standar baru ini semakin memanjakan mereka dengan konten-konten multimedia yang
lebih beragam dan lebih murah, pada saat mereka berpindah-pindah. Sangat masuk
akal karena layanan televisi sekian lama menjadi layanan dasar di masyarakat,
tetapi fasilitas itu tidak ada pada mobile handset. Selain menjadi sirkit
bicara, pesan, internet browsing, radio, kamera photo dan video, layanan TV
sudah seharusnya melengkapi fitur yang ditawarkan sehingga penyatuan semua
ragam multimedia menjadi kenyataan. Logikanya, pengguna mobile phone pasti
sangat senang karena mereka tetap dapat menyaksikan acara favoritnya dimana
pun, dengan menggunakan perangkat yang mereka bawa-bawa seharian.
sumber:
Komentar
Posting Komentar